Oleh: Richi Anyan
Jurnalistik
a) Kegiatan
menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan berita
melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya.
b) Media
massa, khususnya media cetak, adalah alat komunikasi yang bersifat satu arah.
Walaupun sebenarnya media cetak bisa melakukan komunikasi dua arah, tenggat
waktu dialog tidak spontan-seketika, maka lebih banyak bersifat satu arah.
(h.7. Dewabrata, AM,
2004)
c) Harold
Laswell, mengemukakan model sederhana komunikasi:
Siapa (who), Pesannya apa (says what), Saluran yang digunakan (in what
channel), Kepada
siapa (to whom), Apa
dampaknya (with what effect)
Sembilan Prinsip
Jurnalisme
1.
Kewajiban pertama kepada kebenaran
2.
Loyalitas pertama kepada warga masyarakat.
3.
Inti jurnalisme: disiplin verifikasi
4.
Jurnalis: memiliki kebebasan dari narasumber
5.
Jurnalis: pemantau bebas thdp kekuasaan
6.
Jurnalisme: menyediakan ruang kritik & komentar publik
7.
Jurnalisme: membuat yang penting jadi menarik
8.
Jurnalis: berita proporsional dan komprehensif
9.
Mempunyai kewajiban pada suara hati
Penyajian jurnalistik
1.
rubrik = ruang = kapling=lahan
2.
3 kelompok besar
a.
berita (news)
b.
opini (views)
c.
iklan (advertising)
3.
Alasan pemilahan berdasar etika jurnalistik: tidak mencampur berita sebagai
fakta obyektif dengan opini yang subyektif.
Rubrik
1
.“Rubrik ibarat menu-menu dalam sebuah pesta prasmanan. Dan hidangan dalam
pesta itu adalah majalah.”
2.
Rubrik berasal dari kata Latin, ruber yang berarti: merah.
3.
Penyekat-penyekat dengan kain/pita merah untuk menandai buku satu dengan buku
lain. Batas, atau halaman pemisah buku dengan pita merah itu, kemudian
berkembang menjadi rubrik.
Rubrikasi produk
jurnalistik
1.
Berita
2.
Tajuk rencana
3.
Karikatural
4.
Pojok
5.
Artikel : tulisan opini > praktis, ringan, analisis
6.
Kolom
7.
Surat pembaca
Berita dan Nilai Berita
(Ishwara, 2005)
Fakta
obyektif: berdimensi tunggal – wartawan sekedar pelapor – tidak mencoba
bergerak lebih jauh, melampaui situasi –
Media
:tidak sekedar membawa berita –menjelaskan berita
Adil:
lengkap, relevan, jujur, terus terang
Bentuk Berita
•
Berita lugas dan berita halus
•
Feature: bright-kecil-anekdot, sidebar, sketsa pribadi-profil, profil
organisasi-proyek, newsfeature, pengalaman pribadi, wawancara
Jenis berita
•
Berita yang terpusat pada peristiwa yang khas menyajikan peristiwa hangat yang
baru terjadi, tidak diinterpretasikan, tidak dihubungkan dengan situasi dan
peristiwa yang lain.
• Berita dengan proses interpretasikan (laporan khusus, feature ...)
Jenis teras berita
•
Teras berita menempati alinea pertama, mencerminkan pokok berita. Sedapat
mungkin satu kalimat saja.
•
Teras penyimpulan:
“Kepala
Negara mengisi hari liburnya dengan kegiatan santai di Kebun Raya dan Taman
Safari Bogor, Minggu (14/9).
•
Teras pernyataan : “Kapolri menegaskan, pihaknya akan mengusut tuntas kasus
BLBI hingga semua terungkap.
•
Teras kontras : “ Bogor, yang berjuluk kota hujan, untuk pertama kalinya dalam
sebulan terakhir ini dilanda kemarau. Warga merasakan kesulitan mendapatkan air
bersih.”
•
Teras menjerit : “Tidak ...!” Demikian teriak histeris terdakwa AP, mendengar
putusan hakim yang memvonisnya dengan hukuman penjara seumur hidup.
•
Teras kutipan : “Penyebar isu menyesatkan harus diusut dan dihukum,” demikian
dikatakan Kepala Negara, kemarin, menanggapi munculnya isu-isu yang meresahkan
masyarakat belakangan ini”
Teras
menurut penonjolan salah satu unsur berita
•
Teras Apa (what): “Gedung Islamic Centre Bandung (what) diresmikan
penggunaannya oleh Gubernur Jawa Barat kemarin”.
•
Teras Siapa (who): “Gubernur Jawa Barat (who) meresmikan penggunaan Gedung Islamic
Centre Bandung kemarin”.
•
Teras Dimana (where): “Di Gedung Islamic Centre Bandung (where) tengah
berlangsung pameran busana Muslimah dan bazar buku-buku Islam.”
•
Teras Kapan (when): “Mulai besok (when) para nasabah 16 bank yang terlikuidasi
dapat mencairkan uang simpanannya di bank-bank yang ditelah ditunjuk.”
•
Teras Mengapa (why): “Untuk memulihkan kondisi fisik yang kelelahan (why),
Kepala Negara akan beristirahat selama 10 hari atas ajuran tim dokter.”
•
Teras Bagaimana (how):” Melalui pendidikan dan pelatihan wartawan (how), PWI
terus berupaya meningkatkan profesionalisme anggotanya.”
Berita adalah
•
laporan tentang suatu kejadian yang dapat menarik perhatian pembaca.
•
laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian faktual, penting, dan
menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka.
(Romli, 2005)
Berita
disampaikan dengan ragam bahasa jurnalistik, yakni populer, menggunakan rangkaian kata-kata yang mudah
dicerna dalam waktu singkat. Unsur-unsur berita yakni siapa, apa, mengapa, di
mana, kapan, bagaimana, dan juga berbagai keterangan lainnya mesti disusun
dengan runut. Ada kecenderungan umum bahwa orang tak senang membaca berita yang
susah
Dimengerti. Padahal, berita ditulis untuk dibaca. Kalau mereka yang diharapkan
supaya membaca saja sudah tak mau membaca, lalu untuk apa berita ditulis?
(Dewabrata, 2004)
Sebuah
berita disusun dan dilaporkan berdasarkan obervasi yang cermat. Ishwara (2005) menyarankan
langkah-langkah dasar:
1.
Siapa (who): Dapatkan nama lengkap dari orang-orang yang terlibat dan selalu mencek
ejaannya untuk ketelitian.
2.
Apa (what): Dapatkan cerita tentang hal yang terjadi. Dalam beberapa berita,
seperti berita polisi, anda mungkin ingin tahu urutan kejadiannya. Anda tidak
perlu menulis beritanya secara kronologis, tetapi anda perlu mengerti jalan
ceritanya.
3.
Kapan (when): Catatlah hari dan waktu dari peristiwa itu.
4.
Di mana(where): Dapatkan lokasi kejadian dan gambarkanlah.
5.
Mengapa (why): Mengerti apa yang menjadi penyebab peristiwa itu. Apa yang
menyebabkan konflik dan, bila ada, bagaimana pemecahannya?
6.
Bagaimana (how): Cari lebih banyak informasi tentang peristiwa itu. Bagaimana
hal itu bisa terjadi?
7.
Lalu apa (so what): Apa dampak terhadap orang-orang yang terlibat dalam
peristiwa ini? Apa pula dampaknya bagi pembaca?
Unsur-unsur
yang mempengaruhi suatu fakta atau gagasan sehingga dapat dijadikan berita
adalah :
1. Penting
(significance), yaitu kejadian yang dapat mempengaruhi orang banyak atau
kejadian yang punya dampak terhadap
kehidupan para pembaca.
2. Besar
(magnitude), yaitu kejadian yang menyangkut angka-angka berarti bagi kehidupan
orang banyak atau kejadian yang dapat berakibat dijumlahkan dalam rangka
menarik buat pembaca.
3. Waktu
(timeless), yaitu kejadian yang menyangkut hal-hal yang baru terjadi atau baru
ditemukan.
4. Dekat
(proximity), yaitu kejadian yang dekat bagi pembaca. Kedekatan ini bisa
bersipat geografis ataupun emosional.
5. Tenar/populer,
luar biasa (prominence), menyangkut hal-hal yang terkenal atau sangat terkenal
oleh pambaca.
6. Manusiawi
(human interest), yaitu kejadian yang memberikan sentuhan perasaan bagi para
pembaca, kejadian yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa atau
orang besar dalam situasi biasa.
Media
massa adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk
mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai
masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering
disingkat menjadi media.
Jenis-jenis media masa
Secara
tradisional jenis-jenis media massa adalah: surat kabar , majalah , radio ,
televisi , film (layar lebar).
Seiring
dengan perkembangan teknologi dan sosial budaya, telah berkembang media-media
lain yang kemudian dikelompokkan ke dalam media massa seperti internet dan
telepon selular.
Pengaruh media massa
pada budaya
Menurut
Karl Erik Rosengren pengaruh media cukup kompleks, dampak bisa dilihat dari:
•
skala kecil (individu) dan luas (masyarakat)
•
kecepatannya, yaitu cepat (dalam hitungan jam dan hari) dan lambat (puluhan
tahun/ abad) dampak itu terjadi.
Pengaruh
media bisa ditelusuri dari fungsi komunikasi masa, Harold Laswell pada artikel
klasiknya tahun 1948 mengemukakan model sederhana yang sering dikutip untuk
model komunikasi hingga sekarang, yaitu :
•
Siapa (who)
•
Pesannya apa (says what)
•
Saluran yang digunakan (in what channel)
•
Kepada siapa (to whom)
•
Apa dampaknya (with what effect)
•
Model ini adalah garis besar dari elemen-elemen dasar komunikasi.
Dari
model tersebut, Laswell mengidentifikasi tiga dari keempat fungsi media.
Fungsi-fungsi media
massa pada budaya
•
Fungsi pengawasan (surveillance), penyediaan informasi tentang lingkungan.
•
Fungsi penghubungan (correlation), dimana terjadi penyajian pilihan solusi
untuk suatu masalah.
•
Fungsi pentransferan budaya (transmission), adanya sosialisasi dan pendidikan.
Fungsi
hiburan (entertainment) yang diperkenalkan oleh Charles Wright yang
mengembangkan model Laswell dengan memperkenalkan model dua belas kategori dan
daftar fungsi. Pada model ini Charles Wright menambahkan fungsi hiburan. Wright
juga membedakan antara fungsi positif (fungsi) dan fungsi negatif (disfungsi).
Pengaruh media massa
pada pribadi
Secara
perlahan-lahan namun efektif, media membentuk pandangan pemirsanya terhadap pribadinya
dan seseorang seharusnya berhubungan dengan dunia sehari-hari.
Pertama,
media memperlihatkan pada pemirsanya mengenai standar hidup layak bagi seorang
manusia, dari sini pemirsa menilai apakah lingkungan mereka sudah layak, atau
apakah ia telah memenuhi standar itu - dan gambaran ini banyak dipengaruhi oleh
yang pemirsa lihat pada media.
Kedua,
penawaran-penawaran yang dilakukan oleh media bisa jadi mempengaruhi yang
pemirsanya inginkan, sebagai contoh media mengilustrasikan kehidupan keluarga
ideal, dan pemirsanya mulai membandingkan dan membicarakan kehidupan keluarga
tersebut, kehidupan keluarga ilustrasi itu terlihat begitu sempurna sehingga
kesalahan mereka menjadi menu pembicaraan sehari-hari pemirsanya, atau mereka
mulai menertawakan perilaku tokoh yang aneh dan hal-hal kecil yang terjadi pada
tokoh tersebut.
Ketiga,
media visual dapat memenuhi kebutuhan pemirsanya akan kepribadian yang lebih
baik, pintar, cantik/ tampan, dan kuat. Contohnya anak-anak kecil dengan cepat
mengidentifikasikan mereka sebagai penyihir seperti Harry Potter, atau putri
raja seperti tokoh Disney. Bagi pemirsa dewasa, proses pengidolaaan ini terjadi
dengan lebih halus, mungkin remaja ABG akan meniru gaya bicara idola mereka,
meniru cara mereka berpakaian. Sementara untuk orang dewasa mereka
mengkomunikasikan gambar yang mereka lihat dengan gambaran yang mereka inginkan
untuk mereka secara lebih halus. Mungkin saat kita menyisir rambut kita dengan
cara tertentu kita melihat diri kita mirip "gaya rambut lupus", atau
menggunakan kacamata a'la "catatan si boy".
Keempat,
bagi remaja dan kaum muda, mereka tidak hanya berhenti sebagai penonton atau
pendengar, mereka juga menjadi "penentu", mereka menentukan arah
media populer saat mereka berekspresi dan mengemukakan pendapatnya.
Penawaran
yang dilakukan oleh media bisa jadi mendukung pemirsanya menjadi lebih baik
atau mengempiskan kepercayaan dirinya. Media bisa membuat pemirsanya merasa
senang akan diri mereka, merasa cukup, atau merasa rendah dari yang lain.