Oleh: Richi Anyan
Anak bayi menangis kelaparan
Menetek buah dada tak berair
Wanita muda terkapar lesu
Dipelataran toko
Lantaran kelaparan
Wanita muda terkapar lesu
Dipelataran toko
Lantaran kelaparan
BAGIAN I
Bermodal topi hitam
Di antara lalu-lalang
Orang-orang yang ingin berbelanja
Tanpa suara…
Tanpa kata…
Tanpa sadar…
Air matanya berlinang
Saat mendengar suara uang logam
Yang jatuh ke dalam topinya
Perlahan…
Ia mulai membuka matanya
Dilihatyalah lentingan
satu uang logam ribuan
satu uang logam ratusan
Bermodal topi hitam
Di antara lalu-lalang
Orang-orang yang ingin berbelanja
Tanpa suara…
Tanpa kata…
Tanpa sadar…
Air matanya berlinang
Saat mendengar suara uang logam
Yang jatuh ke dalam topinya
Perlahan…
Ia mulai membuka matanya
Dilihatyalah lentingan
satu uang logam ribuan
satu uang logam ratusan
BAGIAN II
Dengan senyum lemas
Penuh harapan kosong
Ia berbisik pada bayinya…
Nak…
Sudah banyak orang yang lewat
Sudah banyak orang pula yang
Tersenyum sinis…
Memaki-maki…
Menyumpahi kita
Namun…
Masih ada orang yang gberhati mulia
Memberikan kelebihannya
Untuk kekurangan kita
Bersyujurlah…
Kepada yang empunya hidup
Karena Dialah
Kita masih menikmati indahnya rembulan
Dan panasnya matahari
Dengan senyum lemas
Penuh harapan kosong
Ia berbisik pada bayinya…
Nak…
Sudah banyak orang yang lewat
Sudah banyak orang pula yang
Tersenyum sinis…
Memaki-maki…
Menyumpahi kita
Namun…
Masih ada orang yang gberhati mulia
Memberikan kelebihannya
Untuk kekurangan kita
Bersyujurlah…
Kepada yang empunya hidup
Karena Dialah
Kita masih menikmati indahnya rembulan
Dan panasnya matahari
BAGIAN III
Kamu dilahirkan sebagai manusia
Bukan ditakdirkan sebagai korban
Sang kapitalis
Kamu dikandung
Dari kandungan kasih sayang
Bukan dari rahim keserakahan
Walau..
Kamu dilahirkan dalam kemiskinan
Dibesarka dalam penderitaan
Dibelai dengan tangisan
Terdidik dalam sebuah kebodohan
Tersenyum dalam kemunafikan
Sampai kamu terlena dalam kehinaan
Kehinaan yang melahirkan kematian karakter
Hinaan yang melahirkan
Suatu konstruksi budaya
Budaya yang membunuh nurani
Kamu dilahirkan sebagai manusia
Bukan ditakdirkan sebagai korban
Sang kapitalis
Kamu dikandung
Dari kandungan kasih sayang
Bukan dari rahim keserakahan
Walau..
Kamu dilahirkan dalam kemiskinan
Dibesarka dalam penderitaan
Dibelai dengan tangisan
Terdidik dalam sebuah kebodohan
Tersenyum dalam kemunafikan
Sampai kamu terlena dalam kehinaan
Kehinaan yang melahirkan kematian karakter
Hinaan yang melahirkan
Suatu konstruksi budaya
Budaya yang membunuh nurani
BAGIAN IV
Kamu…
Kamu lebih baik dari mereka
Mereka yang dilahirkan
Dari rahim kapitalis
Mereka yang dibesarkan dengan keegoisan
Mereka yang dididik untuk saling menguasai
Mereka…
Menjadikan negara ini
Milik segelintir orang
Menjadikan negara ini
Negaranya orang kaya
Menjadikan kita asing
Di negara kita sendiri
Menjajah kita
Di negara kita sendiri
Kamu…
Kamu lebih baik dari mereka
Mereka yang dilahirkan
Dari rahim kapitalis
Mereka yang dibesarkan dengan keegoisan
Mereka yang dididik untuk saling menguasai
Mereka…
Menjadikan negara ini
Milik segelintir orang
Menjadikan negara ini
Negaranya orang kaya
Menjadikan kita asing
Di negara kita sendiri
Menjajah kita
Di negara kita sendiri
BAGIAN IV
Air mata penuh cinta
Sang peminta-minta
Dijarah ego sang kapitalis
Mengkonstruksi budaya
Budaya penghancur nurani
Air mata penuh cinta
Sang peminta-minta
Dijarah ego sang kapitalis
Mengkonstruksi budaya
Budaya penghancur nurani