Oleh:
Richi Anyan
Hand
Phone-ku berbunyi saat saya lagi asyik nongkrong di kafe yang tak jauh dari
kosan. Ada telphon dari Tommy.
“Lagi
di mana? Ini ada Bang Yushar ngajak nongkrong.” Tanya Tommy.
“Oh
ya, sebentarnya, aku lagi ngobrol sama teman-teman di kafe LB. sebentar lagi
aku ke sana. Kalian sekarag posisi di mana?” Tanyaku sambil mengisap rokok yang
masih berada di tangan.
“Kami
berada di kafe depan warnet M”. Jawabnya singkat.
“Ok
tunggu aku ya” jawabku meyakinkan mereka kalau aku akan ke sana.
Setelah
selesai berbicang beberapa hal dengan teman-teman, saya langsung berangkat ke
TKP. Jarak kedua kafe tidak terlalu jauh. Butuh waktu tak samapai 5 menit
(dengan mengendarai motor) untuk sampai ke sana.
Kafe
yang au tuju tidak terlalu besar, jadi sangat mudah untuk mencari Tommy dan
bang Yushar. Namun ternyata mereka sudah tidak berada lagi di sana.
Karena
bingung akhrnya aku menelphon Tommy.
“Halo
Tom, lagi di mana? Aku udah di kafe ni”, tanyaku penasaran.
“Kami
udah di depan Apartamen M. kami lagi nunggu travel. Bang Yusar udah mau balik.
Ada kabar kalau anaknya sakit.” Jawab Tommy.
“Ok
Aku ke sana sekarang”, tegasku.
Cepat
aku memacu roda motor. Tak butuh waktu tiga menit untuk samapai ke sana.
Sesampaiku
di sana, ternyata travel baru saja samapai. Aku langsung menghampiri Bang Yushar
sembari mengulurkan tanganku.
“Gimana
kabarnya? Kok buru-buru balik Malang?” tanyaku coba membuka percakapan.
“Ada
kabar dari Rumah kalau Al-Fian, anakku yang
paling kecil sakit ‘Demam Kawasaki’ dan obatnya bisa nyampe 15 juta”,
jawabnya sembari tersenyum, walau aku tahu ada beban dalam dirinya.
“Waduh…
Penyakit apa itu?” tanyaku penasaran.
“Kurang
tahu, mungkin itu penyakit yang baru ditemukan barangkali?” jawabnya sembari
mengerutkan dahi. “aku langsungan aja ya, minggu depan aku ke sini lagi”,
lanjutnya sembari berjalan menuju ke dalam mobil travel.
Mobil
perlahan mulai berjalan. Aku dan Tommy pun mulai berbalik ke kos.
Pertemuan
yang singkat namun meninggalkan rasa penasaran yang mendalam padaku. Penasaran
bukan karena pertemuan itu, tapi karena penyakit yang dialami oleh Al-Fan, anak
sahabatku itu.
Demam
Kawasaki. Mungkin penyakit ini masih sangat janggal di telinga kita semua. Apa
sih itu? apa penyebabnya? Apa gejalanya? Apa bahayanya? … dan masih ada banyak
pertanyaan lainya yang muncul dalam benak kita. Pertanyaan-pertanyaa itu juga
muncul dalam diriku.
Sesampai
di kos, aku langsung menghidupkan computer dan mencari berbagai informasi
terkait penyakit tersebut. Mbah Google adalah “orang” yang tepat untuk aku
bertanya. Tanpa butuh waktu yang begitu lama, Mbah Google mulai menjelaskan
tentang penyakit tersebut.
Sindrom
Kawasaki, penyakit yang mengakibatkan radang di dinding arteri kecil maupun
sedang di seluruh tubuh, termasuk arteri jantung. Sindrom ini menyerang
anak-anak usia dua samapai lima tahun. Biasanya, penyekit ini menyerang anak
laki-laki daripada perempuan. Penyakit ini banyak ditemui pada anak-anak
keturunan Jepang dan Korea. Namun tidak menutup kemungkinan untuk menyerang
anak-anak dari ras lainnaya.
Penyakit
ini dtemukan oleh Tomisaku Kawasaki (1967), seorang dokter asal Jepang.
Kawasaki disebut pula sindrom selaput kelenjar getah bening (mucocutaneous
lymph node syndrome). Penyakit ini menyerang kelenjar getah bening, kulit,
selaput lendir dalam mulut, hidung, dan tenggorokan. Menurut Dr. Najib Advani,
Sp. A(K), MMed (Paed), dari FKUI, penyakit kawasaki adalah penyakit akut
disertai panas dan radang pembuluh darah jantung
Kawasaki
menyebabkan komplikasi serius pada jantung dan pembuluh darah yang menyuplai
jantung dan di beberapa kasus, komplikasi Kawasaki menyebabkan kematian.
Kondisi yang tak bisa dicegah, namun dalam beberapa kasus bisa sembuh. Beberapa
anak-anak sembuh dari penyakit ini tanpa masalah serius.
Kenali Gejalanya
Fase
kedua: terjadi pengelupasan kulit di tangan dan kaki, terutama di ujung-ujung
jari tangan dan kaki dalam lembaran cukup besar. Selain ngilu berlebihan pada
tulang sendi, diare, muntah-muntah, dan rasa sakit di bagian perut.
Fase
ketiga: semua gejala dan tanda-tanda penyakit justru perlahan-lahan menghilang,
kecuali komplikasi yang berkembang.
Menurut
Dr. Hindra Irawan Satari, Sp. A(K), dari RSCM, Gejala yang paling sering
dijumpai adalah demam tinggi, bibir pecah-pecah, dan muncul bercak pada kulit.
Hal ini juga ditambahkan lagi oleh Dr. Najib yang meneliti penyakit kawasaki di
Indonesia bahwa pada campak yang disertai batuk pilek, panas akan turun begitu
timbul bercak pada tubuh.
Gejala Lain
Permukaan
lidah memerah, terlihat bercak dengan gambaran seperti buah stroberi. Bercak
dengan gambaran khas ini tidak ditemukan pada kasus campak.
Bila
tidak segera ditangani, kawasaki dapat menimbulkan komplikasi serius! Apalagi
jika peradangan pembuluh sudah mencapai bagian jantung. Penderita kawasaki akan
mengalami kerusakan pembuluh darah koroner. Sekitar 40% anak dengan penyakit
kawasaki mengalami gangguan jantung.
Tanpa
pengobatan yang sesuai, gangguan ini akan menetap seumur hidup, namun penyakit
ini bisa disembuhkan jika diketahui dan ditangani segera.
Diagnosis
diperlukan guna memastikan penyakit yang diidap. Dalam menegakkan diagnosis,
dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan fisik dan darah untuk melihat kadar
trombosit, memastikan apakah jantung sudah mengalami gangguan atau belum. Kalau
sudah terjadi gangguan, bisa dilihat seberapa besar kerusakannya.
Penyebabnya
Tak
seorang pun tahu pasti penyebab munculnya penyakit Kawasaki. Ada beberapa teori
yang dihubungkan dengan penyakit ini. Seperti akibat bakteri, virus, polusi,
atau dampak kimiawi lingkungan, namun tak satu pun terbukti. Kawasaki, bukan
penyakit turunan.
Beberapa
anak yang terserang Kawasaki biasanya bisa pulih tanpa ada masalah, apakah ia
mendapat pengobatan atau tidak? Perlu diwaspadai, penyakit ini bisa menyebabkan
masalah serius pada jantung dan kerusakan pada tulang sendi. Pengobatan dini
Kawasaki dalam 10 hari pertama, bisa mengurangi kerusakan tubuh lebih parah.
Harus secepatnya membawa anak-anak ke dokter bila menemui tanda-tanda atau
gejala penyakit ini.
Tak
ada tes khusus untuk mendiagnosa penyakit Kawasaki. Diagnosa terbesar yang
pernah dilakukan adalah proses mencari tahu penyakit yang memiliki tanda-tanda
penyakit Kawasaki. Misalnya: Scarlet Fever disebabkan bakteri streptococcal,
ditandai dengan demam, ruam, panas dingin, dan sakit tenggorokan; rematik pada
anak-anak; sindrom Steven-Johnson, sebuah keadaan tidak menentu pada membran
selaput lendir; sindrom kejutan akibat keracunan.
Dokter
mungkin akan melakukan pemerikasaan fisik lebih lanjut. Ia juga akan
menyarankan untuk menjalani tes-tes lain guna membantu diagnosanya. Beberapa
saran itu seperti: tes urin dilakukan untuk mengetahui adanya penyakit lain.
Tes darah, di samping untuk mengetahui penyakit lain, tes ini untuk mengetahui
jumlah sel darah putih dalam tubuh. Apakah perlu dinaikkan, mengalami gejala
anemia, atau radang yang menjadi indikasi penyakit Kawasaki.
Adapun
perlu dilakukan tes lainnya yaitu Electrocardiogram (EKT). Tes ini menggunakan
elektroda yang dihubungkan di kulit untuk mengukur dorongan elektrik pada
denyut jantung anak. Maklum, penyakit Kawasaki bisa menyebabkan komplikasi
serius pada jantung. Echocardiogram, tes ini menggunakan gambar ultrasound
untuk mengetahui seberapa bagus fungsi jantung, selain untuk mengetahui fungsi
arteri jantung.
Komplikasi
Penyakit
Kawasaki merupakan penyebab utama kelainan jantung pada anak-anak. Setidaknya
satu dari lima anak yang terserang penyakit ini mengalami masalah jantung, dan
separonya akan menderita kerusakan permanen.
Komplikasi
jantung ini di antaranya radang pada otot jantung (myocarditis), pembesaran
jantung (cardiomegaly), ritme jantung tak normal (arrhythmia), radang pembuluh
darah (vasculitis), terutama pada pembuluh nadi jantung yang membawa darah ke
jantung.
Dari
semua jenis komplikasi tersebut bisa berujung pada tidak berfungsinya jantung
anak. Radang pada arteri jantung bisa menyebabkan aneurysms, yaitu kondisi
melemah dan munculnya tonjolan di dinding arteri. Selain menyebabkan darah
menggumpal dan menghalangi arteri. Kondisi ini bisa memacu serangan jantung
atau pendarahan dalam.
Dalam
prosentase kecil, anak yang bermasalah dengan arteri jantung, penyakit Kawasaki
bisa berakibat sangat fatal.
Kurangi
Komplikasi
Bila
di duga menderita kawasaki, anak dianjurkan dirawat di rumah sakit untuk
pengobatan. Tujuan pengobatan adalah mengurangi kemungkinan terjadinya
komplikasi.
Komplikasi
jantung mencakup peradangan otot jantung (miokarditis), pembesaran jantung
(kardiomegali), ritme jantung abnormal (aritmia), dan peradangan pembuluh darah
(vaskulitis), terutama arteri koroner yang menyuplai darah ke jantung.
Inflamasi
arteri koroner dapat menyebabkan aneurisma ( melemahnya dan menonjolnya dinding
arteri). Aneurisma meningkatkan risiko pembentukan bekuan atau gumpalan darah
dan menyumbat arteri yang bisa menimbulkan serangan jantung atau perdarahan
internal yang mengancam jiwa.
Obat
yang diberikan adalah infus gamaglobulin ( yaitu zat kekebalan yang sudah jadi
). Jenis obat ini biasa diberikan pada penyakit yang disebabkan virus.
Pemberian gamaglobulin harus segera dilakukan, sebelum komplikasi terlanjur
muncul.
Sayangnya
harga gamaglobulin masih tergolong mahal. Tidak semua golongan masyarakat mampu
membayar harga obat infus yang bisa mencapai jutaan rupiah untuk dosis balita.
Selain itu bisa juga diberikan aspirin untuk mencegah terjadinya penggumpalan
darah pada pembuluh darah yang meradang.
Pada
penderita yang secara klinis dinyatakan telah sembuh total sekalipun, lapisan
dalam di pembuluh koronernya bakal mengalami kelainan. Hal ini dapat memudahkan
terjadinya penyakit jantung koroner di usia dewasa.
Pada
seperlima dari anak dengan sindrom kawasaki yang tidak ditangani dengan baik
timbul lesi kardiak selama fase akut dari penyakit itu, yang bisa meningkatkan
peluang mengalami masalah jantung di kemudian hari, kata Dr. Anthony Harnden,
dari Departement os primary Health Care, University of Oxford.
Karena
itu anak yang mengalami penyakit kawasaki harus segera ditangani. terlebih lagi
karena penyakit ini tidak dapat dicegah. Yang jelas ketahanan tubuh anak harus
ditingkatkan agar tidak mudah terserang virus.
Ada
beberapa fakta yang perlu juga kita ketahui tentang demam Kawasaki yaitu:
Terjadi
karena peradangan saluran darah di seluruh tubuh. Umumnya terjadi pada anak di
bawah umur 8 tahun, biasanya laki-laki. Dari 6.000 kasus per tahun, sekitar 80%
terjadi pada anak di bawah umur 4 tahun. Penyakit ini jarang menimpa anak di
bawah usia 3 bulan atau di atas 8 tahun. Lebih sering menyerang ras Mongol
seperti bangsa Jepang, Cina dan Korea. Tidak menular. Bisa menimbulkan
kerusakan pada pembuluh jantung. Bisa menyebabkan kematian. Risiko terjadinya
kematian antar 5-20% jika telah terjadi komplikasi pada jantung. Menjadi
penyebab utama pada kematian akibat serangan jantung pada anak-anak di seluruh
dunia. . Bisa disembuhkan.
Lalu…
Apa Obatnya
Dokter akan memulai
pengobatan penyakit kawasaki secepatnya setelah terlihat tanda dan
gejala, terlebih bila anak tetep demam. Tujuan pengobatan adalah menurunkan demam
dn peradangan, serta mencegah kerusakan jantung. Untuk mencapai sasaran
tersebut, dokter anak merekomendasi :
*Aspirin, dosis tinggi
aspirin dapat mengurangi demam, ruam, peradangan, dan nyeri sendi, serta membantu
mencegah membentuknya pembekuan darah
*Gamaglobulin, protein
imun ini diberikan melalui infus,dapat menurunkan resiko ketidaknormalan arteri
koroner.
Setelah pengobatan
awal,demam akan hilang atau turun.Anak mungkin atau perlu mengonsumsi aspirin
dosis rendah selama 6-8 minggu bila mengalami aneurisme arteri koroner. Namun,
bila anak menderita flu atau cacar air selama perawatan, aspirin perlu
dihentikan.
Tanpa pengobatan,p enyakit
kawasaki dapat bertahan lebih dari 2-12 minggu. Dengan pengobatan, anak bisa
mulai memperbaiki kondisinya dalam waktu 24 jam.
Bila anak mengalami indikasi masalah jantung, dokter dapat merekomendasikan test lanjutan, dokter akan mengalihkan dokter spesialis jantung anak.
pada beberapa kasus, anak dengan aneurisme arteri koroner memerlukan :
*Obat Antikoagulan. Obat-obatan seperti aspirin, warfarin, dan heparin membantu mencegah pembentukan bekuan.
*Angeoplasti Arteri Koroner. Prosedur ini membuka arteri yang menyempit dan mengganggu aliran darah ke janting.
*Penempatan Stent. Prosedur ini melibatkan penanaman alat di arteri yang tersumbat agar membuka dan mengurangi kemungkinan tersumbat lagi.
*Bypass Arteri Koroner. Prosedun ini akan membuat rute baru aliran darah di sekitar arteri koroner yang sakit dengan mengambil bagian pembuluh darah kaki, dada, atau lengan.
Bagi sebagian orang, mungkin tulisan ini terlalu panjang dan membosankan. Namun, bagi orang yang sedang mengalami maslah ini, semoga saja tulisan ini dapat sedikt member masukan yang berarti.
Bagi Bang Yushar yang semetara di perjalanan dari Jogja menuju Malang, semoga tulisan ini dapat menemani perjalananmu dan mengurangi bebanmu. Hanya doa dan tulisan ini yang dapat saya berikan untuk kesembuhan anakmu. Jangan lupa, sampaikan salam saya buat istri dan anakmu di Malang.