“Saat yang lain tertidur
lelap, kita masih cemas mempertanyakan zaman”
“PPMI tanpa pengurus
adalah hambar, tapi PPMI tanpa LPM adalah tiada”. Itulah refleksi awal saya tentang apa itu PPMI
dan bagaimana menyadarkan semua anggota PPMI tentang PPMI itu sendiri. Refleksi
itu ternyata masih saya berlakukan sampai sekarang ini, dan mungkin untuk
selamanya.
Lewat sudah satu periode
kepengurusan PPMI 2010-2012 dengan dinamika gonjang-ganjing organisasi tanpa
bentuk ini. Berlalu pula 24 bulan (yang seharusnya 18 bulan). Kita beria
bersama, menikmati organisasi yang sarat kultural ini. Datang sok kenal, sok akrab, sok asyik, hanya untuk mempertahankan keorganisasian ini
agar tetap bertahan. Mengisi hari-hari dengan diskusi, menyelesaikan terbitan, mengurus
berbagai permasalahan LPM, baik dari LPM yang galau-galau melankolis (LPM yang
selalu galau melihat perkembangan manusia di organisasinya) sampai LPM yang
galau-galau revolusioner (Selalu cemas mempertanyakan zaman). Bahkan yang lebih kejam
lagi, PPMI harus beberapa kali mengurus LPM yang G3JG alias galau-galau gak
jelas gitu (Kata Bayu, salah seorang mantan PU LPM natas).
Merintis sebuah kisah
dari kisah-kisah yang sudah dibuat selama 20 tahun rasanya sama seperti ingin
kulukis kembali bulan yang terang dengan tinta emas tanpa satu noda hitampun di
bulan tersebut. Namun akhirnya kusadari bahwa bulan itu terlihat indah bukan
hanya karena cahayanya saja, tapi juga karena noda-nod a hitam yang ada
padanya.
Demikian halnya dengan
PPMI. Bercita-cita menjadikan PPMI sebuah organisasi yang ideal dan selalu saja ada kendala yang
meghadang. Namun semua itu proses.
PPMI
DK Yogyakarta: Kami Memang Istimewa
Ada banyak kisah yang
telah kami lewati dari tanggal 2 Oktober 2010 hingga saat ini. Dinamika antar
Persma yang terjadi di Jogja dari saat itu hingga kini pun mengalami perubahan
yang cukup baik. Mengapa tidak?
Setelah melaksanakan
MUKERNAS PPMI di Pamangkasa, Madura, kami dari PPMI DK Yogyakarta disibukan
dengan bencana Merapi yang melanda Yogyakarta dan Jawa tengah. Atas dasar
kemanusiaan kami mulai menggalang bantuan dari berbagai LPM yang ada di
Yogyakarta dan PPMI bekerja sama dengan PPMI Nasional Divisi Advokasi. Kami
berjalan memberikan bantuan tanpa membawa embel-embel apapun termasuk embel
PPMI. Satu alasan kami saat itu, kami tidak mau memanfaatkan suatu bencana
untuk mengangkat atau memperkenalkan nama PPMI di antara duka para korban, tapi
kami lebih menunjukan itu lewat sebuah karya nyata selama kami mampu membantu.
Hal itu terbukti dengan
beberapa LPM tidak hanya mengirimkan delegasinya ke PPMI untuk menjadi relawan,
tapi mereka juga menyumbagkan tidak hanya dana tapi juga tenaga. Sebagai contoh,
LPM natas yang sebagian anggotanya membantu di LPPM USD, LPM EKSPRESI yang
anggotanya membantu di GOR UNY dan juga Kulon Progo. LPM Ekonomikan yang
membantu di pedalaman Magelang, LPM HIMMAH dengan dapur umumnya, dan lain
sebagainya.
Bencana Merapi ini tidak
hanya menumbuhkan solidaritas kemanusiaan dari teman-teman Persma saja baik
secara tulisan maupun turun langsung ke lapangan. Sebagian besar Persma di
Jogja mau menunjukan keasliannya bahwa memperjuangkan kemanusiaan tidak hanya
dengan tulisan saja, tapi tindakan dan kasih sayang kepada para korban pun
tetap diutamakan.
Akan tetapi, dari segi
keorganisasian, Persma saat itu menglami banyak sekali masalah. Ada beberapa
permasalahan yang bisa saya data saat itu yaitu mengenai penerbitan,
reorganisasi, dan kaderisasi.
Masalah penerbitan adalah
yang tidak bisa ditolerir di sebagian besar lembaga Persma, apapun alasannya.
Namun saat itu, ada banyak sekali Persma di Jogja yang mentolerir hal tersebut.
Ada beberapa alasan yang saya terima saat itu yaitu: 1) semua kampus di Jogja
meliburkan mahasiswanya dengan waktu yang berbeda-beda karena itu ada banyak
anggota LPM yang memilih untuk pulang ke rumah, 2) kebijakan hampir semua LPM
untuk memberikan kebebasan kepada anggotanya untuk membantu korban Merapi dalam
bentuk apapu, 3) hampir semua kegitan keorganisasian lumpuh karena anggotanya
dikerahkan ke kamp pengungsian para korban.
Mundurnya jadwal
reorganisasi di semua LPM yang menjadi anggota PPMI DK Yogyakarta saat itu
merupakan hal yang tidak terhindarkan. Hampir semua kampus yang mengadakan
penutupan buku di akhir bulan November dan rata-rata LPM di Jogja pun
mengadakan reorganisasi di akhir bulan November. Ada rencana dari beberapa LPM
untuk mengadakan reorganisasi seusai bencana, tapi ketidakpastian akan berakhirnya
bencana itu memperparah mundurnya reorganisasi dari masing-masing LPM.
Dua hal di atas
mempengaruhi pola kaderisasi yang sudah di atur baik dalam kurikulum maupun
secara informal di masing-masing LPM. Akibatnya, ada sedikit penurunan wacana
pada anggota LPM walau itu tidak mempengaruhi kualitas media yang dihasilkan
masing-masing.
Gonjang-ganjing bencana
Merapi yang melanda LPM tersebut sangat berpengaruh pada PPMI DK Yogyakarta.
Perencanaan awal untuk membentuk pengurus PPMI pada tanggal 5 Desember 2010
mengalami kemunduran yang cukup jauh yaitu sampai tanggal 13 Ferbruari 2011.
Pada pemilihan pengurus
ini, saya dan angota PPMI DK Jogja melantik 11 delegasi LPM menjadi pengurus
kota antara lain:
Biro Umum :
Wahyu Septianti ( LPM HIMMAH UII)
Divisi Litbang : Efendi Ari Wibowo (LPM Ekspresi UNY)
Rohmadi Doang (LPM Poros UAD)
Ahmad Mustaqim (LPM Pendapa UST)
Didik Yulianto (LPM Solid FTSP UII)
Diyan Adi Maryanto (LPM Poros UAD)
Divisi Advokasi : Randi Triyudanto (LPM Profesi FTI UII)
Irine Octovianti Kusuma Wardhanie (LPM natas
USD)
Divisi Jaringan Kerja : Cahyo Waskito P. A. (LPM Ekspresi UNY)
Astri Yuliani (LPM Fenomena FT UNY)
Divisi Media :
Ika Nurindah Purwitasari (LPM Jurnal AMIKOM)
Bobby Ade Andrean (LPM Keadilan FH UII)
Setelah kami melakukan
pelantikan, kami mengadakan rapat pengurus kota untuk menentukan isu yang mau
diusung oleh kota dalam satu periode ke depan. Kesepakat pengusungan isu
bedasarkan isu yang akan dan sudah diusung oleh LPM-LPM anggota PPMI lewat
medianya.
Beberapa hal yang menjadi
titik awal kerja pengurus kota ialah pendataan ulang anggota PPMI DK Jogja.
Mulai dari nama, PU, ADART, kurikulum, dan keadaan masing-masing LPM. Hal ini
bertujuan selain mengakrabi anggota DK Jogja juga sebagai bahan instrokpeksi
dan cara menaikan posisi tawar PPMI kepada calon anggota PPMI.
Selain itu PPMI DK Jogja
juga mulai mendekatkan diri dengan LPM non PPMI. Diharapkan nantinya LPM-LPM
non PPMI mulai tertarik untuk masuk ke dalam PPMI. Sehingga menjadikan PPMI
menjadi basis persma yang mumpuni.
Sebelum berangkat ke
acara dies natalis, PPMI DK Jogja mengadakan musyawarah. Hasil musyawarah
pengurus bersama LPM yang hadir saat itu, PPMI DK Yogyakarta akan mengawal isu
lingkungan. Alasan lain PPMI DK Yogyakarta mengawal isu lingkungan karena
keadaan yang terjadi baik di Jogja maupun daerah lain selain Jogja.
Tidak dapat dipungkiri,
pengrusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia saat ini sudah mewabah sampai
ke pelosok tanah air. Salah satu penyebabnya adalah penambangan. Di kawasan
Jogja sendiri sudah mulai terjadi, penambangan pasir besi dan masyarakat
pesisir kulon progo pun bergejolak. Lahan pasir yang dibiarkan gersang dan tak
terurus mereka garap menjadi lahan pertanian yang hijau dan menghasilkan.Hal
tersebut tidak diperhatikan oleh pemerintah sebagai sebuah prestasi masyarakat
untuk hidup mandiri. Pemerintah malah ingin membuatnya menjadi kawasan tambang.
AMDAL pun dibuat namun
malah dijadikan sebuah legitimasi pemerintah untuk melanjutkan pembukaan
tambang pasir besi. Padahal jika melihat kawasan tersebut, pemerintah
seharusnya menjaga kawasan tersbut supaya tetap lestari dan hijau. sehingga
menjaga air laut supaya tetap di tempatnya. Kejadian-kejadian itu pun jarang
sekali menjadi objek peliputan media lokal karena penguasa yang terkesan
menutup-nutupi hal ini. Terkait masalah tersebut maka dengan ini kami
mengahrapkan bantuan kawan-kawan PPMI di seluruh Indonesia untuk mengawal isu
serupa. Baik itu di kota kami maupun di kota-kota seluruh Indonesia.
Isu
dan Realisasi
Secara garis besar, PPMI
DK Yogyakarta tidak menjalankan isu nasional dengan baik. Alasannya cukup sederhana. Isu
RSBI sebenarnya tidak berdampak begitu besar bagi masyarakat Yogyakarta secara
menyeluruh. Selain itu tidak ada ketegasan dari nasional kepada kota dalam
menggarap isu nasional. Hanya mengandalkan kesadaran kota dalam menjalankan isu
itu. Mungkin ini disebabkan ketidaktegasan garis keorganisasian antara nasional
dengan kota, akibatnya nasional hanya berusaha keras meminta tolong PPMI kota
untuk ikut menggarap isu nasional dan itupun kalau kota mau monolong, kalau
tidak? Ya sudah.
Akan tetapi PPMI DK Jogja
bukan tidak ada kerja nyata bagi masyarakat. Beberapa kali PPMI jogja melakukan
advokasi-advokasi permasalahan sosial seperti kesehatan dan kemiskinan yang ada
di Yogyakarta. Sebagai salah satu contoh, PPMI DK Yogyakarta mengadvokasi utang
35 orang pasien miskin di Rumah Sakit Sardjita. Hasilnya memuaskan. Semua utang
itu akhirnya mau dibayar oleh negara, bukan lagi oleh para pasien miskin.
Selain menggarap isu
sosial, kita juga memperkuat kultur di persma Jogja dengan mengadakan Forum
Persma Jogja tiap dua minggu sekali. Garapan lain adalah diskusi rutin dua kali
sebulan bersama Koran Tempo.
PPMI DK Yogyakarta juga
terus berusaha membantu PPMI Nasional dengan berusaha membantu secara total
divisi advokasi nasional yang didelegasikan oleh jogja untuk mengisinya. Hal
ini dibuktikan dengan mendeklarasikan PPMI DK Surakarta. Selain itu kita juga
mengadakan pelatihan advokasi nasional yang diadakan pada tanggal 6-8 April
2012. Yang selain isinya
melulu pelatihan, juga menghasilkan MoU dengan Dewan Pers, Aji, dan LBH Pers
tentang advodkasi permasalahan sengketa pers terjadi di LPM.
PPMI
Nasional
Pada saat Kongres X PPMI
di jember, PPMI Dewan Kota Yogyakarta menyatakan siap menangani salah satu
divisi nasional sebagai komitmen PPMI DK Jogja untuk membantu PPMI Nasional.
Karena itu setelah PPMI Nasional memilih Jogja untuk memegang Divisi Advokasi
Nasional, kami dari pengurus PPMI Dewan Kota Yogyakarta siap untuk membantu
Divisi Advokasi nasional untuk menyatakan komitmen kami terhadap PPMI Nasional.
Selain itu, kami
bersama-sama calon Badan pengurus Advokasi Nasional mulai merancang program
kerja dan SOP untuk Divisi Advokasi Nasional demi kemajuan PPMI ke depannya.
Kinerja Divisi advokasi kedepan akan mengacu pada 3 arah gerak yang akan di
tawarkan jogja, Sehingga sinerginya di konkritkan dalam pola gerak PPMI, yang
harapanya PPMI tahu kemana arah gerak dan pola gerak apa yang akan di
laksanakan di kepengurusan periode ini.
Perlu adanya SOP dari
masing-masing Divisi PPMI merupakan hal penting. untuk menjadi sebuah organ
profesi, kita harus mulai menata rogram kerja secara rapi. Selain itu, keterkaitan
antar divisi sangat berpengaruh dalam mengawal sebuah isu, karena itu perlu ada
keselarasan program kerja. Itulah rekomendasi yang diusukkan sewaktu Muskot
pada tanggal 2-3 oktober 2010.
Setelah Muskot, saya
bersama teman-teman dimisoner dan beberapa orang calon pegurus kota harus
memokirkan tentang pengusulan DEN untuk Dewan Kota Yogykarta. Kami mencoba
berjalan dari LPM ke LPM untuk mensosialisasikan hasil Musyawarah dan undangan
Mukernas Kota serta usulan anggota tentang calon DEN.
Akhirnya anggota PPMI DK
Jogja sepakat untuk mengadakan pemilihan yang dilakukan pada tanggal 11 Oktober
2010 di LPM Teropong APMD. Pada pemilihan DEN ini, anggota PPMI DK Jogja saat
itu memilih dua nama untuk direkomendasikan kepada Koordinatar DEN,
Sirtupilaini yaitu Rohmatullah Aeni dari LPM Solid UII dan kresna dari LPM
Ekspresi UNY. Berdasarka beberapa pertimbangan, koordinator DEN memilih
Rohmatullah Aeni dari LPM Solid UII sebagai DEN PPMI Dewan Kota Yogyakarta.
Setelah mengadakan
pemilihan DEN, saya bersama teman-teman yang merupakan delegasi dari anggota
PPMI DK Jogja yang akan berangkat ke Madura guna mengikuti Mukernas, langsung
mengadakan pembahasan tentang apa saja yang mau kita bawa ke Madura nanti. Saat
itu yang hadir dan bersedia mengikuti Mukernas ada sekitar 18 orang dari
sembilan LPM. Akan tetapi karena beberapa hal, dua orang lainnya menyatakan
berhalangan hadir. Akhirnya kami dari pengurus Dewan Kota Yogyakarta yang bisa
hadir dan mengikuti Mukernas ada 16 orang dari sembilan LPM.
Rekomendasi
Setelah 20 tahun lebih,
PPMI belum bisa mendedikasikan diri secara nyata masyarakat. Ini dibuktikan
dengan berbagai kegiatan dan program kerja PPMI yang selalu berkutat di tataran
internal. Lihat program kerja dari Divisi Jaringan Kerja yang berorientasi
mencari jaringan bagi anggota-anggotanya saja. Kalaupun divisi jaringan kerja
mencoba mencari jaringan dalam membantu menyelesaikan isu nasional yang sudah
kita sepakati, namun dalam perjalanan jaringan yang lebih banyak dikumpulkan
adalah jaringan yang berfungsi bagi anggotanya saja. Misalnya jaringan alumni.
Divisi lainpun melakukan
hal yang hampir serupa. Semisal Divisi advokasi yang terus vokus dalam
mengadvokasi masalah-masalah yang terjadi pada anggotanya. Kalaupun dalam
beberapa monumental, seperti hari buruh dan lain sebagainya, PPMI mencoba
mengadvokasinya dengan pernyataan sikap melalui persma.com atau group facebook yang mana pembacanya
adalah persma itu sendiri. Begitupun cara kerja yang hampir sama dengan divisi
lainnya.
Hasil kerja keras yang
selama ini sudah coba kita lakukan ternyata tidak berdampak begitu besar pada
masyarakat yang menjadi korban sistem yang kita serang. Kalaupun sistem yang
kita serang itu bisa dikalahkan, seperti UUBHP pada periode sebelumnya, namun
kalau boleh jujur itu bukanlah kerja kita melainkan kerja dari
organisasi-organisasi mahasiswa yang lain.
Selain dari beberapa
masalah internal di atas, ada maslah eksternal lain yang sangat penting untuk
kita laksanakan di periode kepengurusan berikutnya. Masalah itu adalah
pembohongan publik melalui media.
Hampir kita semuanya
paham permasalahan di atas. Saat ini, permainan pemilik modal dan penguasa
dalam hal memainkan isu sangatlah besar. Permainan ini berdampak pada wacana
publik yang dibentuk oleh media itu terhadap pembacanya. Lihat saja isu
keistimewaan yang ada di Yogyakarta. Siapa sangka ternyata isu itu hanyalah
pengalihan isu dari masalah tambang pasir besi yang ada di Kulon progo, salah
satu kabupaten yang ada di propinsi Yogyakarta. Berbicara ini bukanlah tanpa
data, tapi dari hasil pertemuan antara PPMI dengan beberapa pemred yang ada di
yogyakarta yang mengaku kalau mereka mendapat tekanan dari Sang pemangku adat
di yogyakarta. Masih ada banyak isu lain yang menurut saya, teman-teman persma
cukup paham dengan menganalisa berbagai pemberitaan lain yang adadi negara ini.
Dari sini muncul
pertanyaan, siapakah yang menjadi korban dari semuanya ini? Masyarakat
pengkonsumsi berita tersebutlah jawabannya. Lalu mau sampai kapan teman-teman
persma membiarkannya? Apa solusinya?
Dari beberapa hasil
diskusi yang dibuat oleh PPMI yogyakarta, kita menyepakati bahwa salah satu
solusinya adalah membuat masyarakat sadar media. Masyarakat sadar media adalah
masiarakat yang tidak hanya mengkonsumsi berita saja, tapi juga menganalisa
pemberitaan itu.
PPMI Jember memulai itu
dengan cara menumbuhkan budaya literasi di kotanya. Lalu bagaimana dengan kota
lain? Apakah teman-teman persma bersama PPMI benar-benar sudah siap? Jawaban
dari kedua petanyaan ini adalah niat. Basic dasar sudah kita punyai untuk
samapai ke sana, tinggal apakah kita benar-benar mau membela masyarakat dengan
apa yang kita punya.
Lalu apa yang bisa kita buat dalam rangka
melawan media nasional yang punya pembaca begitu banyak? Satu-satunya cara
adalah dengan melembagakan isu masyarakat sadar media ini di PPMI. Masyarakat
yang dimaksud di sini adalah masyarakat yang menjadi korban sistem isu nasional
yang diusung oleh PPMI. Misalkan isu yang diangkat oleh PPMI itu adalah isu
pertambangan, maka masyarakat yang kita maksud adalah mereka yang menjadi
korban sistem. Cara membantu mereka adalah dengan menggunakan politik akar
rumput. Suatu bentuk gerakan yang mana kita turun langsung ke masyarakat untuk
memberi penyadaran tentang media dengan memberikan pelatihan-pelatihan kepada
masyarakat. Kesemuanya ini bisa dijalankan secara nasional adalah dengan
mempertegas garis instruksi dari nasional ke kota. Tujuannya adalah adanya
kerapian dalam hal penggarapan isu.
Demikian dua rekomendasi
dari PPMI DK Yogyakarta yaitu PPMI Goes to Public dan garis tegas dari nasional
ke kota. Dengan berbagai pembacaan baik itu kesiapan kota-kota yang tergabung
dalam PPMI maupun dari segi taktis dalam pelaksanaannya.
Tanpa kami (Pengurus), kalian (PPMI) terasa hambar,
tapi tanpa kalian, kamia tiada. Kami (pengurus) dan kamu (LPM) menjadi kita
dalam PPMI
Wonorejo, Tulungagung, 23 Mei 2012
Daftar Nama Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Anggota PPMI DK
Yogyakarta
No.
|
Nama LPM
|
Alamat
|
Contact/email LPM
|
01.
|
LPM Ekspresi Universitas Negeri
Yogyakarta (UNY)
|
Gedung Student Center (SC) lt.2
Universitas Negeri Yogyakarta 55281
|
lpm_ekspresi@yahoo.com,
ekspresionline.com
|
02.
|
LPM Poros Univ. Ahmad Dahlan (UAD)
|
Gedung ITC Lt. 2 Jl. Kapas no. 9
|
poros_uad@yahoo.co.id
|
03.
|
LPM Pendapa Tamansiswa Univ.
Sarjanawiyata Tamansiswa (UST)
|
Kompleks Perpustakaan FKIP UST Jl.
Batikan No.2 Tempel, Wirogunan Yogyakarta
|
|
04.
|
LPM Natas Univ. Sanata Dharma (USD)
|
Jl. Mrican Tromol Pos no. 29 Student
Center Kampus Realino
|
|
05.
|
LPM Solid FTSP UII
|
Basement FTSP UII, Jln,
Kaliurang KM 14,5, Sleman, Yogyakarta
|
|
06.
|
LPM Ekonomika FE UII
|
Lt. II Kampus Antara Univ.Islam
Indonesia Condong Catur. Telp.0274-881546 pswt.2101 Fax.0274-882589
|
|
07.
|
LPM Fenomena FT UNY
|
Gedung PKM FT UNY
|
|
08.
|
LPM Das Sien FH Univ. Atma Jaya
(UAJY)
|
Fakultas Hukum ATMA JAYA, Jl. Moses
Gtot Kaca, Mrican.
|
|
09.
|
LPM Kreativa FBS UNY
|
Gedung PKM FBS UNY
|
|
10.
|
LPM d’Journal AMIKOM
|
AMIKOM, ringroad utara Condong
Catur.
|
|
11.
|
LPM Keadilan FH UII
|
Jl. Tamansiswa No.158 Yogyakarta
55151, Telp.0274-377043, 379178. e-
|
lpm_keadilan_fhuii@yahoo.com,
http://lpmkeadilan.com, www.lpmkeadilan.blogspot.com
|
12.
|
LPM Himmah UII
|
Jl. Cik Di Tiro No.1 Yogyakarta
55223, Telp.0274-7817690,e-mail:himmah_media@mailcity.com
|
|
13.
|
LPM Profesi FTI UII
|
Jl. Kaliurang Km.14,4 PO BOX 75
Yoguakarta 55581 Telp.0274-895287
|
|
14.
|
LPM Nuansa Univ. Muhammadiyah
Yogyakarta (UMY)
|
Jl. Pierre Tendean No 56
Yogyakarta
|
Telp (0274) 37754
Faks (0274) 374393
|
15
|
LPM Kliring Univ. Pembangunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta
|
UPN Fakultas Ekonomi Condong Catur.
|
|
16.
|
LPM Cakrawala Univ. Mercu Buana
Yogyakarta (UMBY)
|
Jl. Wates Km.10 Yogyakarta 55753
|
|
17.
|
LPM Kognisia UII
|
Fakultas Psikologi UII, Jl. Kali
Urang Km.14.
|
|
18.
|
LPM Pilar Demokrasi FAI UII
|
Kampus Terpadu UII, Jl. Kaliurang
Km.14,5 Yogyakarta 55584 Telp.0274-898642 Fax.0274-898643
|
persma_pede@yahoo.com
|
19.
|
LPM Advokasia Fak. Syariah UIN Suka
|
Lt. II Ruang 2.44 Student Center UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, Hp. 08179513016
|
mmadvokasia@yahoo.com
|
20.
|
LPM Teropong APMD
|
Komplek UKM Kampus STPMD
"APMD" Jl. Timoho 317 Yogyakarta, Telp.0274-561971 Fax.0274-515989
|
|
21.
|
LPM Rhetor UIN Suka
|
Fakultas Dakwah UIN Suka, kompleks
Student Center Yogyakarta.
|
|
22.
|
LPM Paradigma UIN Suka
|
Fakultas Tarbiah UIN suka
Yogyakarta, komplek Student Center.
|
|
23.
|
LPM Balance AA YKPN
|
AA YKPN Babar Sari Yogyakarta.
|
|
24.
|
LPM Beta STTN Batan
|
Kampus STTN Babar Sari Yogyakarta.
|
|
25.
|
LPM Literasia
|
Fakultas Sos.Hum UIN Suka komplek
Student Center Yogyakarta.
|
|
26
|
LPM Presisi
|
ISI Yogyakarta
|
|
27
|
LPM Humanius
|
FU UIN Suka
komplek Student Center
Yogyakarta.
|