Label

Jumat, 18 Januari 2013

Demam Kawasaki itu Apa Sih


Oleh: Richi Anyan

Hand Phone-ku berbunyi saat saya lagi asyik nongkrong di kafe yang tak jauh dari kosan. Ada telphon dari Tommy.

“Lagi di mana? Ini ada Bang Yushar ngajak nongkrong.” Tanya Tommy.

“Oh ya, sebentarnya, aku lagi ngobrol sama teman-teman di kafe LB. sebentar lagi aku ke sana. Kalian sekarag posisi di mana?” Tanyaku sambil mengisap rokok yang masih berada di tangan.

“Kami berada di kafe depan warnet M”. Jawabnya singkat.

“Ok tunggu aku ya” jawabku meyakinkan mereka kalau aku akan ke sana.

Setelah selesai berbicang beberapa hal dengan teman-teman, saya langsung berangkat ke TKP. Jarak kedua kafe tidak terlalu jauh. Butuh waktu tak samapai 5 menit (dengan mengendarai motor) untuk sampai ke sana.

Kafe yang au tuju tidak terlalu besar, jadi sangat mudah untuk mencari Tommy dan bang Yushar. Namun ternyata mereka sudah tidak berada lagi di sana.


“Dimana mereka?” tanyaku dalam hati.
Karena bingung akhrnya aku menelphon Tommy.

“Halo Tom, lagi di mana? Aku udah di kafe ni”, tanyaku penasaran.

“Kami udah di depan Apartamen M. kami lagi nunggu travel. Bang Yusar udah mau balik. Ada kabar kalau anaknya sakit.” Jawab Tommy.

“Ok Aku ke sana sekarang”, tegasku.

Cepat aku memacu roda motor. Tak butuh waktu tiga menit untuk samapai ke sana.
Sesampaiku di sana, ternyata travel baru saja samapai. Aku langsung menghampiri Bang Yushar sembari mengulurkan tanganku.

“Gimana kabarnya? Kok buru-buru balik Malang?” tanyaku coba membuka percakapan.

“Ada kabar dari Rumah kalau Al-Fian, anakku yang  paling kecil sakit ‘Demam Kawasaki’ dan obatnya bisa nyampe 15 juta”, jawabnya sembari tersenyum, walau aku tahu ada beban dalam dirinya.

“Waduh… Penyakit apa itu?” tanyaku penasaran.

“Kurang tahu, mungkin itu penyakit yang baru ditemukan barangkali?” jawabnya sembari mengerutkan dahi. “aku langsungan aja ya, minggu depan aku ke sini lagi”, lanjutnya sembari berjalan menuju ke dalam mobil travel.

Mobil perlahan mulai berjalan. Aku dan Tommy pun mulai berbalik ke kos.

Pertemuan yang singkat namun meninggalkan rasa penasaran yang mendalam padaku. Penasaran bukan karena pertemuan itu, tapi karena penyakit yang dialami oleh Al-Fan, anak sahabatku itu.

Demam Kawasaki. Mungkin penyakit ini masih sangat janggal di telinga kita semua. Apa sih itu? apa penyebabnya? Apa gejalanya? Apa bahayanya? … dan masih ada banyak pertanyaan lainya yang muncul dalam benak kita. Pertanyaan-pertanyaa itu juga muncul dalam diriku.

Sesampai di kos, aku langsung menghidupkan computer dan mencari berbagai informasi terkait penyakit tersebut. Mbah Google adalah “orang” yang tepat untuk aku bertanya. Tanpa butuh waktu yang begitu lama, Mbah Google mulai menjelaskan tentang penyakit tersebut.

Sindrom Kawasaki, penyakit yang mengakibatkan radang di dinding arteri kecil maupun sedang di seluruh tubuh, termasuk arteri jantung. Sindrom ini menyerang anak-anak usia dua samapai lima tahun. Biasanya, penyekit ini menyerang anak laki-laki daripada perempuan. Penyakit ini banyak ditemui pada anak-anak keturunan Jepang dan Korea. Namun tidak menutup kemungkinan untuk menyerang anak-anak dari ras lainnaya.

Penyakit ini dtemukan oleh Tomisaku Kawasaki (1967), seorang dokter asal Jepang. Kawasaki disebut pula sindrom selaput kelenjar getah bening (mucocutaneous lymph node syndrome). Penyakit ini menyerang kelenjar getah bening, kulit, selaput lendir dalam mulut, hidung, dan tenggorokan. Menurut Dr. Najib Advani, Sp. A(K), MMed (Paed), dari FKUI, penyakit kawasaki adalah penyakit akut disertai panas dan radang pembuluh darah jantung

Kawasaki menyebabkan komplikasi serius pada jantung dan pembuluh darah yang menyuplai jantung dan di beberapa kasus, komplikasi Kawasaki menyebabkan kematian. Kondisi yang tak bisa dicegah, namun dalam beberapa kasus bisa sembuh. Beberapa anak-anak sembuh dari penyakit ini tanpa masalah serius.

Kenali Gejalanya

Fase pertama: di mulai dengan demam lebih dari 39 derajat Celcius selama satu hingga dua minggu. Dokter bisa mencurigai tanda-tanda Kawasaki bila si kecil demam lebih dari lima hari, dibarengi gejala dan tanda-tanda seperti mata memerah (conjunctivitis); ruam-ruam di bagian utama tubuh dan area genital; bibir memerah dan pecah-pecah, lidah membengkak; kulit telapak tangan dan kaki membengkak dan berwarna merah; sakit tenggorokan; kelenjar getah bening membengkak.

Fase kedua: terjadi pengelupasan kulit di tangan dan kaki, terutama di ujung-ujung jari tangan dan kaki dalam lembaran cukup besar. Selain ngilu berlebihan pada tulang sendi, diare, muntah-muntah, dan rasa sakit di bagian perut.

Fase ketiga: semua gejala dan tanda-tanda penyakit justru perlahan-lahan menghilang, kecuali komplikasi yang berkembang.

Menurut Dr. Hindra Irawan Satari, Sp. A(K), dari RSCM, Gejala yang paling sering dijumpai adalah demam tinggi, bibir pecah-pecah, dan muncul bercak pada kulit. Hal ini juga ditambahkan lagi oleh Dr. Najib yang meneliti penyakit kawasaki di Indonesia bahwa pada campak yang disertai batuk pilek, panas akan turun begitu timbul bercak pada tubuh.

Gejala Lain

Permukaan lidah memerah, terlihat bercak dengan gambaran seperti buah stroberi. Bercak dengan gambaran khas ini tidak ditemukan pada kasus campak.

Bila tidak segera ditangani, kawasaki dapat menimbulkan komplikasi serius! Apalagi jika peradangan pembuluh sudah mencapai bagian jantung. Penderita kawasaki akan mengalami kerusakan pembuluh darah koroner. Sekitar 40% anak dengan penyakit kawasaki mengalami gangguan jantung.

Tanpa pengobatan yang sesuai, gangguan ini akan menetap seumur hidup, namun penyakit ini bisa disembuhkan jika diketahui dan ditangani segera.

Diagnosis diperlukan guna memastikan penyakit yang diidap. Dalam menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan fisik dan darah untuk melihat kadar trombosit, memastikan apakah jantung sudah mengalami gangguan atau belum. Kalau sudah terjadi gangguan, bisa dilihat seberapa besar kerusakannya.

Penyebabnya
Tak seorang pun tahu pasti penyebab munculnya penyakit Kawasaki. Ada beberapa teori yang dihubungkan dengan penyakit ini. Seperti akibat bakteri, virus, polusi, atau dampak kimiawi lingkungan, namun tak satu pun terbukti. Kawasaki, bukan penyakit turunan.

Beberapa anak yang terserang Kawasaki biasanya bisa pulih tanpa ada masalah, apakah ia mendapat pengobatan atau tidak? Perlu diwaspadai, penyakit ini bisa menyebabkan masalah serius pada jantung dan kerusakan pada tulang sendi. Pengobatan dini Kawasaki dalam 10 hari pertama, bisa mengurangi kerusakan tubuh lebih parah. Harus secepatnya membawa anak-anak ke dokter bila menemui tanda-tanda atau gejala penyakit ini.

Tak ada tes khusus untuk mendiagnosa penyakit Kawasaki. Diagnosa terbesar yang pernah dilakukan adalah proses mencari tahu penyakit yang memiliki tanda-tanda penyakit Kawasaki. Misalnya: Scarlet Fever disebabkan bakteri streptococcal, ditandai dengan demam, ruam, panas dingin, dan sakit tenggorokan; rematik pada anak-anak; sindrom Steven-Johnson, sebuah keadaan tidak menentu pada membran selaput lendir; sindrom kejutan akibat keracunan.

Dokter mungkin akan melakukan pemerikasaan fisik lebih lanjut. Ia juga akan menyarankan untuk menjalani tes-tes lain guna membantu diagnosanya. Beberapa saran itu seperti: tes urin dilakukan untuk mengetahui adanya penyakit lain. Tes darah, di samping untuk mengetahui penyakit lain, tes ini untuk mengetahui jumlah sel darah putih dalam tubuh. Apakah perlu dinaikkan, mengalami gejala anemia, atau radang yang menjadi indikasi penyakit Kawasaki.

Adapun perlu dilakukan tes lainnya yaitu Electrocardiogram (EKT). Tes ini menggunakan elektroda yang dihubungkan di kulit untuk mengukur dorongan elektrik pada denyut jantung anak. Maklum, penyakit Kawasaki bisa menyebabkan komplikasi serius pada jantung. Echocardiogram, tes ini menggunakan gambar ultrasound untuk mengetahui seberapa bagus fungsi jantung, selain untuk mengetahui fungsi arteri jantung.

Komplikasi

Penyakit Kawasaki merupakan penyebab utama kelainan jantung pada anak-anak. Setidaknya satu dari lima anak yang terserang penyakit ini mengalami masalah jantung, dan separonya akan menderita kerusakan permanen.

Komplikasi jantung ini di antaranya radang pada otot jantung (myocarditis), pembesaran jantung (cardiomegaly), ritme jantung tak normal (arrhythmia), radang pembuluh darah (vasculitis), terutama pada pembuluh nadi jantung yang membawa darah ke jantung.

Dari semua jenis komplikasi tersebut bisa berujung pada tidak berfungsinya jantung anak. Radang pada arteri jantung bisa menyebabkan aneurysms, yaitu kondisi melemah dan munculnya tonjolan di dinding arteri. Selain menyebabkan darah menggumpal dan menghalangi arteri. Kondisi ini bisa memacu serangan jantung atau pendarahan dalam.

Dalam prosentase kecil, anak yang bermasalah dengan arteri jantung, penyakit Kawasaki bisa berakibat sangat fatal.

Kurangi Komplikasi

Bila di duga menderita kawasaki, anak dianjurkan dirawat di rumah sakit untuk pengobatan. Tujuan pengobatan adalah mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi.

Komplikasi jantung mencakup peradangan otot jantung (miokarditis), pembesaran jantung (kardiomegali), ritme jantung abnormal (aritmia), dan peradangan pembuluh darah (vaskulitis), terutama arteri koroner yang menyuplai darah ke jantung.

Inflamasi arteri koroner dapat menyebabkan aneurisma ( melemahnya dan menonjolnya dinding arteri). Aneurisma meningkatkan risiko pembentukan bekuan atau gumpalan darah dan menyumbat arteri yang bisa menimbulkan serangan jantung atau perdarahan internal yang mengancam jiwa.

Obat yang diberikan adalah infus gamaglobulin ( yaitu zat kekebalan yang sudah jadi ). Jenis obat ini biasa diberikan pada penyakit yang disebabkan virus. Pemberian gamaglobulin harus segera dilakukan, sebelum komplikasi terlanjur muncul.

Sayangnya harga gamaglobulin masih tergolong mahal. Tidak semua golongan masyarakat mampu membayar harga obat infus yang bisa mencapai jutaan rupiah untuk dosis balita. Selain itu bisa juga diberikan aspirin untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah pada pembuluh darah yang meradang.

Pada penderita yang secara klinis dinyatakan telah sembuh total sekalipun, lapisan dalam di pembuluh koronernya bakal mengalami kelainan. Hal ini dapat memudahkan terjadinya penyakit jantung koroner di usia dewasa.

Pada seperlima dari anak dengan sindrom kawasaki yang tidak ditangani dengan baik timbul lesi kardiak selama fase akut dari penyakit itu, yang bisa meningkatkan peluang mengalami masalah jantung di kemudian hari, kata Dr. Anthony Harnden, dari Departement os primary Health Care, University of Oxford.

Karena itu anak yang mengalami penyakit kawasaki harus segera ditangani. terlebih lagi karena penyakit ini tidak dapat dicegah. Yang jelas ketahanan tubuh anak harus ditingkatkan agar tidak mudah terserang virus.

Fakta tentang Demam Kawasaki

Ada beberapa fakta yang perlu juga kita ketahui tentang demam Kawasaki yaitu:

Terjadi karena peradangan saluran darah di seluruh tubuh. Umumnya terjadi pada anak di bawah umur 8 tahun, biasanya laki-laki. Dari 6.000 kasus per tahun, sekitar 80% terjadi pada anak di bawah umur 4 tahun. Penyakit ini jarang menimpa anak di bawah usia 3 bulan atau di atas 8 tahun. Lebih sering menyerang ras Mongol seperti bangsa Jepang, Cina dan Korea. Tidak menular. Bisa menimbulkan kerusakan pada pembuluh jantung. Bisa menyebabkan kematian. Risiko terjadinya kematian antar 5-20% jika telah terjadi komplikasi pada jantung. Menjadi penyebab utama pada kematian akibat serangan jantung pada anak-anak di seluruh dunia. . Bisa disembuhkan.

Lalu… Apa Obatnya

Dokter akan memulai pengobatan penyakit kawasaki secepatnya setelah terlihat tanda dan gejala, terlebih bila anak tetep demam. Tujuan pengobatan adalah menurunkan demam dn peradangan, serta mencegah kerusakan jantung. Untuk mencapai sasaran tersebut, dokter anak merekomendasi :

*Aspirin, dosis tinggi aspirin dapat mengurangi demam, ruam, peradangan, dan nyeri sendi, serta membantu mencegah membentuknya pembekuan darah

*Gamaglobulin, protein imun ini diberikan melalui infus,dapat menurunkan resiko ketidaknormalan arteri koroner.

Setelah pengobatan awal,demam akan hilang atau turun.Anak mungkin atau perlu mengonsumsi aspirin dosis rendah selama 6-8 minggu bila mengalami aneurisme arteri koroner. Namun, bila anak menderita flu atau cacar air selama perawatan, aspirin perlu dihentikan.

Tanpa pengobatan,p enyakit kawasaki dapat bertahan lebih dari 2-12 minggu. Dengan pengobatan, anak bisa mulai memperbaiki kondisinya dalam waktu 24 jam.

Bila anak mengalami indikasi masalah jantung, dokter dapat merekomendasikan test lanjutan, dokter akan mengalihkan dokter spesialis jantung anak.

pada beberapa kasus, anak dengan aneurisme arteri koroner memerlukan :

*Obat Antikoagulan. Obat-obatan seperti aspirin, warfarin, dan heparin membantu mencegah pembentukan bekuan.

*Angeoplasti Arteri Koroner. Prosedur ini membuka arteri yang menyempit dan mengganggu aliran darah ke janting.

*Penempatan Stent. Prosedur ini melibatkan penanaman alat di arteri yang tersumbat agar membuka dan mengurangi kemungkinan tersumbat lagi.

*Bypass Arteri Koroner. Prosedun ini akan membuat rute baru aliran darah di sekitar arteri koroner yang sakit dengan mengambil bagian pembuluh darah kaki, dada, atau lengan.

Bagi sebagian orang, mungkin tulisan ini terlalu panjang dan membosankan. Namun, bagi orang yang sedang mengalami maslah ini, semoga saja tulisan ini dapat sedikt member masukan yang berarti.

Bagi Bang Yushar yang semetara di perjalanan dari Jogja menuju Malang, semoga tulisan ini dapat menemani perjalananmu dan mengurangi bebanmu. Hanya doa dan tulisan ini yang dapat saya berikan untuk kesembuhan  anakmu. Jangan lupa, sampaikan salam saya buat istri dan anakmu di Malang.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: