Label

Minggu, 27 Mei 2012

Kami dan Kamu Menjadi Kita dalam PPMI

“Saat yang lain tertidur lelap, kita masih cemas mempertanyakan zaman”

“PPMI tanpa pengurus adalah hambar, tapi PPMI tanpa LPM adalah tiada”. Itulah refleksi awal saya tentang apa itu PPMI dan bagaimana menyadarkan semua anggota PPMI tentang PPMI itu sendiri. Refleksi itu ternyata masih saya berlakukan sampai sekarang ini, dan mungkin untuk selamanya.
Lewat sudah satu periode kepengurusan PPMI 2010-2012 dengan dinamika gonjang-ganjing organisasi tanpa bentuk ini. Berlalu pula 24 bulan (yang seharusnya 18 bulan). Kita beria bersama, menikmati organisasi yang sarat kultural ini. Datang sok kenal, sok akrab, sok asyik, hanya untuk mempertahankan keorganisasian ini agar tetap bertahan. Mengisi hari-hari dengan diskusi, menyelesaikan terbitan, mengurus berbagai permasalahan LPM, baik dari LPM yang galau-galau melankolis (LPM yang selalu galau melihat perkembangan manusia di organisasinya) sampai LPM yang galau-galau revolusioner (Selalu cemas mempertanyakan zaman). Bahkan yang lebih kejam lagi, PPMI harus beberapa kali mengurus LPM yang G3JG alias galau-galau gak jelas gitu (Kata Bayu, salah seorang mantan PU LPM natas).
Merintis sebuah kisah dari kisah-kisah yang sudah dibuat selama 20 tahun rasanya sama seperti ingin kulukis kembali bulan yang terang dengan tinta emas tanpa satu noda hitampun di bulan tersebut. Namun akhirnya kusadari bahwa bulan itu terlihat indah bukan hanya karena cahayanya saja, tapi juga karena noda-nod a hitam yang ada padanya.
Demikian halnya dengan PPMI. Bercita-cita menjadikan PPMI sebuah organisasi yang ideal dan selalu saja ada kendala yang meghadang. Namun semua itu proses.
PPMI DK Yogyakarta: Kami Memang Istimewa
Ada banyak kisah yang telah kami lewati dari tanggal 2 Oktober 2010 hingga saat ini. Dinamika antar Persma yang terjadi di Jogja dari saat itu hingga kini pun mengalami perubahan yang cukup baik. Mengapa tidak?
Setelah melaksanakan MUKERNAS PPMI di Pamangkasa, Madura, kami dari PPMI DK Yogyakarta disibukan dengan bencana Merapi yang melanda Yogyakarta dan Jawa tengah. Atas dasar kemanusiaan kami mulai menggalang bantuan dari berbagai LPM yang ada di Yogyakarta dan PPMI bekerja sama dengan PPMI Nasional Divisi Advokasi. Kami berjalan memberikan bantuan tanpa membawa embel-embel apapun termasuk embel PPMI. Satu alasan kami saat itu, kami tidak mau memanfaatkan suatu bencana untuk mengangkat atau memperkenalkan nama PPMI di antara duka para korban, tapi kami lebih menunjukan itu lewat sebuah karya nyata selama kami mampu membantu.
Hal itu terbukti dengan beberapa LPM tidak hanya mengirimkan delegasinya ke PPMI untuk menjadi relawan, tapi mereka juga menyumbagkan tidak hanya dana tapi juga tenaga. Sebagai contoh, LPM natas yang sebagian anggotanya membantu di LPPM USD, LPM EKSPRESI yang anggotanya membantu di GOR UNY dan juga Kulon Progo. LPM Ekonomikan yang membantu di pedalaman Magelang, LPM HIMMAH dengan dapur umumnya, dan lain sebagainya.
Bencana Merapi ini tidak hanya menumbuhkan solidaritas kemanusiaan dari teman-teman Persma saja baik secara tulisan maupun turun langsung ke lapangan. Sebagian besar Persma di Jogja mau menunjukan keasliannya bahwa memperjuangkan kemanusiaan tidak hanya dengan tulisan saja, tapi tindakan dan kasih sayang kepada para korban pun tetap diutamakan.
Akan tetapi, dari segi keorganisasian, Persma saat itu menglami banyak sekali masalah. Ada beberapa permasalahan yang bisa saya data saat itu yaitu mengenai penerbitan, reorganisasi, dan kaderisasi.
Masalah penerbitan adalah yang tidak bisa ditolerir di sebagian besar lembaga Persma, apapun alasannya. Namun saat itu, ada banyak sekali Persma di Jogja yang mentolerir hal tersebut. Ada beberapa alasan yang saya terima saat itu yaitu: 1) semua kampus di Jogja meliburkan mahasiswanya dengan waktu yang berbeda-beda karena itu ada banyak anggota LPM yang memilih untuk pulang ke rumah, 2) kebijakan hampir semua LPM untuk memberikan kebebasan kepada anggotanya untuk membantu korban Merapi dalam bentuk apapu, 3) hampir semua kegitan keorganisasian lumpuh karena anggotanya dikerahkan ke kamp pengungsian para korban.
Mundurnya jadwal reorganisasi di semua LPM yang menjadi anggota PPMI DK Yogyakarta saat itu merupakan hal yang tidak terhindarkan. Hampir semua kampus yang mengadakan penutupan buku di akhir bulan November dan rata-rata LPM di Jogja pun mengadakan reorganisasi di akhir bulan November. Ada rencana dari beberapa LPM untuk mengadakan reorganisasi seusai bencana, tapi ketidakpastian akan berakhirnya bencana itu memperparah mundurnya reorganisasi dari masing-masing LPM.
Dua hal di atas mempengaruhi pola kaderisasi yang sudah di atur baik dalam kurikulum maupun secara informal di masing-masing LPM. Akibatnya, ada sedikit penurunan wacana pada anggota LPM walau itu tidak mempengaruhi kualitas media yang dihasilkan masing-masing.
Gonjang-ganjing bencana Merapi yang melanda LPM tersebut sangat berpengaruh pada PPMI DK Yogyakarta. Perencanaan awal untuk membentuk pengurus PPMI pada tanggal 5 Desember 2010 mengalami kemunduran yang cukup jauh yaitu sampai tanggal 13 Ferbruari 2011.
Pada pemilihan pengurus ini, saya dan angota PPMI DK Jogja melantik 11 delegasi LPM menjadi pengurus kota antara lain:
Biro Umum                       : Wahyu Septianti ( LPM HIMMAH UII)
Divisi Litbang                   : Efendi Ari Wibowo (LPM Ekspresi UNY)
                                          Rohmadi Doang (LPM Poros UAD)
                                           Ahmad Mustaqim (LPM Pendapa UST)
                                          Didik Yulianto (LPM Solid FTSP UII)
                                           Diyan Adi Maryanto (LPM Poros UAD)
Divisi Advokasi  : Randi Triyudanto (LPM Profesi FTI UII)
                                           Irine Octovianti Kusuma Wardhanie (LPM natas USD)
Divisi Jaringan Kerja         : Cahyo Waskito P. A. (LPM Ekspresi UNY)
                                           Astri Yuliani (LPM Fenomena FT UNY)
Divisi Media                     : Ika Nurindah Purwitasari (LPM Jurnal AMIKOM)
                                           Bobby Ade Andrean (LPM Keadilan FH UII)
Setelah kami melakukan pelantikan, kami mengadakan rapat pengurus kota untuk menentukan isu yang mau diusung oleh kota dalam satu periode ke depan. Kesepakat pengusungan isu bedasarkan isu yang akan dan sudah diusung oleh LPM-LPM anggota PPMI lewat medianya.
Beberapa hal yang menjadi titik awal kerja pengurus kota ialah pendataan ulang anggota PPMI DK Jogja. Mulai dari nama, PU, ADART, kurikulum, dan keadaan masing-masing LPM. Hal ini bertujuan selain mengakrabi anggota DK Jogja juga sebagai bahan instrokpeksi dan cara menaikan posisi tawar PPMI kepada calon anggota PPMI.
Selain itu PPMI DK Jogja juga mulai mendekatkan diri dengan LPM non PPMI. Diharapkan nantinya LPM-LPM non PPMI mulai tertarik untuk masuk ke dalam PPMI. Sehingga menjadikan PPMI menjadi basis persma yang mumpuni.
Sebelum berangkat ke acara dies natalis, PPMI DK Jogja mengadakan musyawarah. Hasil musyawarah pengurus bersama LPM yang hadir saat itu, PPMI DK Yogyakarta akan mengawal isu lingkungan. Alasan lain PPMI DK Yogyakarta mengawal isu lingkungan karena keadaan yang terjadi baik di Jogja maupun daerah lain selain Jogja.
Tidak dapat dipungkiri, pengrusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia saat ini sudah mewabah sampai ke pelosok tanah air. Salah satu penyebabnya adalah penambangan. Di kawasan Jogja sendiri sudah mulai terjadi, penambangan pasir besi dan masyarakat pesisir kulon progo pun bergejolak. Lahan pasir yang dibiarkan gersang dan tak terurus mereka garap menjadi lahan pertanian yang hijau dan menghasilkan.Hal tersebut tidak diperhatikan oleh pemerintah sebagai sebuah prestasi masyarakat untuk hidup mandiri. Pemerintah malah ingin membuatnya menjadi kawasan tambang.
AMDAL pun dibuat namun malah dijadikan sebuah legitimasi pemerintah untuk melanjutkan pembukaan tambang pasir besi. Padahal jika melihat kawasan tersebut, pemerintah seharusnya menjaga kawasan tersbut supaya tetap lestari dan hijau. sehingga menjaga air laut supaya tetap di tempatnya. Kejadian-kejadian itu pun jarang sekali menjadi objek peliputan media lokal karena penguasa yang terkesan menutup-nutupi hal ini. Terkait masalah tersebut maka dengan ini kami mengahrapkan bantuan kawan-kawan PPMI di seluruh Indonesia untuk mengawal isu serupa. Baik itu di kota kami maupun di kota-kota seluruh Indonesia.

Isu dan Realisasi
Secara garis besar, PPMI DK Yogyakarta tidak menjalankan isu nasional dengan baik. Alasannya cukup sederhana. Isu RSBI sebenarnya tidak berdampak begitu besar bagi masyarakat Yogyakarta secara menyeluruh. Selain itu tidak ada ketegasan dari nasional kepada kota dalam menggarap isu nasional. Hanya mengandalkan kesadaran kota dalam menjalankan isu itu. Mungkin ini disebabkan ketidaktegasan garis keorganisasian antara nasional dengan kota, akibatnya nasional hanya berusaha keras meminta tolong PPMI kota untuk ikut menggarap isu nasional dan itupun kalau kota mau monolong, kalau tidak? Ya sudah.
Akan tetapi PPMI DK Jogja bukan tidak ada kerja nyata bagi masyarakat. Beberapa kali PPMI jogja melakukan advokasi-advokasi permasalahan sosial seperti kesehatan dan kemiskinan yang ada di Yogyakarta. Sebagai salah satu contoh, PPMI DK Yogyakarta mengadvokasi utang 35 orang pasien miskin di Rumah Sakit Sardjita. Hasilnya memuaskan. Semua utang itu akhirnya mau dibayar oleh negara, bukan lagi oleh para pasien miskin.
Selain menggarap isu sosial, kita juga memperkuat kultur di persma Jogja dengan mengadakan Forum Persma Jogja tiap dua minggu sekali. Garapan lain adalah diskusi rutin dua kali sebulan bersama Koran Tempo.
PPMI DK Yogyakarta juga terus berusaha membantu PPMI Nasional dengan berusaha membantu secara total divisi advokasi nasional yang didelegasikan oleh jogja untuk mengisinya. Hal ini dibuktikan dengan mendeklarasikan PPMI DK Surakarta. Selain itu kita juga mengadakan pelatihan advokasi nasional yang diadakan pada tanggal 6-8 April 2012. Yang selain isinya melulu pelatihan, juga menghasilkan MoU dengan Dewan Pers, Aji, dan LBH Pers tentang advodkasi permasalahan sengketa pers terjadi di LPM.

PPMI Nasional
Pada saat Kongres X PPMI di jember, PPMI Dewan Kota Yogyakarta menyatakan siap menangani salah satu divisi nasional sebagai komitmen PPMI DK Jogja untuk membantu PPMI Nasional. Karena itu setelah PPMI Nasional memilih Jogja untuk memegang Divisi Advokasi Nasional, kami dari pengurus PPMI Dewan Kota Yogyakarta siap untuk membantu Divisi Advokasi nasional untuk menyatakan komitmen kami terhadap PPMI Nasional.
Selain itu, kami bersama-sama calon Badan pengurus Advokasi Nasional mulai merancang program kerja dan SOP untuk Divisi Advokasi Nasional demi kemajuan PPMI ke depannya. Kinerja Divisi advokasi kedepan akan mengacu pada 3 arah gerak yang akan di tawarkan jogja, Sehingga sinerginya di konkritkan dalam pola gerak PPMI, yang harapanya PPMI tahu kemana arah gerak dan pola gerak apa yang akan di laksanakan di kepengurusan periode ini.
Perlu adanya SOP dari masing-masing Divisi PPMI merupakan hal penting. untuk menjadi sebuah organ profesi, kita harus mulai menata rogram kerja secara rapi. Selain itu, keterkaitan antar divisi sangat berpengaruh dalam mengawal sebuah isu, karena itu perlu ada keselarasan program kerja. Itulah rekomendasi yang diusukkan sewaktu Muskot pada tanggal 2-3 oktober 2010.
Setelah Muskot, saya bersama teman-teman dimisoner dan beberapa orang calon pegurus kota harus memokirkan tentang pengusulan DEN untuk Dewan Kota Yogykarta. Kami mencoba berjalan dari LPM ke LPM untuk mensosialisasikan hasil Musyawarah dan undangan Mukernas Kota serta usulan anggota tentang calon DEN.
Akhirnya anggota PPMI DK Jogja sepakat untuk mengadakan pemilihan yang dilakukan pada tanggal 11 Oktober 2010 di LPM Teropong APMD. Pada pemilihan DEN ini, anggota PPMI DK Jogja saat itu memilih dua nama untuk direkomendasikan kepada Koordinatar DEN, Sirtupilaini yaitu Rohmatullah Aeni dari LPM Solid UII dan kresna dari LPM Ekspresi UNY. Berdasarka beberapa pertimbangan, koordinator DEN memilih Rohmatullah Aeni dari LPM Solid UII sebagai DEN PPMI Dewan Kota Yogyakarta.
Setelah mengadakan pemilihan DEN, saya bersama teman-teman yang merupakan delegasi dari anggota PPMI DK Jogja yang akan berangkat ke Madura guna mengikuti Mukernas, langsung mengadakan pembahasan tentang apa saja yang mau kita bawa ke Madura nanti. Saat itu yang hadir dan bersedia mengikuti Mukernas ada sekitar 18 orang dari sembilan LPM. Akan tetapi karena beberapa hal, dua orang lainnya menyatakan berhalangan hadir. Akhirnya kami dari pengurus Dewan Kota Yogyakarta yang bisa hadir dan mengikuti Mukernas ada 16 orang dari sembilan LPM.

Rekomendasi
Setelah 20 tahun lebih, PPMI belum bisa mendedikasikan diri secara nyata masyarakat. Ini dibuktikan dengan berbagai kegiatan dan program kerja PPMI yang selalu berkutat di tataran internal. Lihat program kerja dari Divisi Jaringan Kerja yang berorientasi mencari jaringan bagi anggota-anggotanya saja. Kalaupun divisi jaringan kerja mencoba mencari jaringan dalam membantu menyelesaikan isu nasional yang sudah kita sepakati, namun dalam perjalanan jaringan yang lebih banyak dikumpulkan adalah jaringan yang berfungsi bagi anggotanya saja. Misalnya jaringan alumni.
Divisi lainpun melakukan hal yang hampir serupa. Semisal Divisi advokasi yang terus vokus dalam mengadvokasi masalah-masalah yang terjadi pada anggotanya. Kalaupun dalam beberapa monumental, seperti hari buruh dan lain sebagainya, PPMI mencoba mengadvokasinya dengan pernyataan sikap melalui persma.com atau group facebook yang mana pembacanya adalah persma itu sendiri. Begitupun cara kerja yang hampir sama dengan divisi lainnya.
Hasil kerja keras yang selama ini sudah coba kita lakukan ternyata tidak berdampak begitu besar pada masyarakat yang menjadi korban sistem yang kita serang. Kalaupun sistem yang kita serang itu bisa dikalahkan, seperti UUBHP pada periode sebelumnya, namun kalau boleh jujur itu bukanlah kerja kita melainkan kerja dari organisasi-organisasi mahasiswa yang lain.
Selain dari beberapa masalah internal di atas, ada maslah eksternal lain yang sangat penting untuk kita laksanakan di periode kepengurusan berikutnya. Masalah itu adalah pembohongan publik melalui media.
Hampir kita semuanya paham permasalahan di atas. Saat ini, permainan pemilik modal dan penguasa dalam hal memainkan isu sangatlah besar. Permainan ini berdampak pada wacana publik yang dibentuk oleh media itu terhadap pembacanya. Lihat saja isu keistimewaan yang ada di Yogyakarta. Siapa sangka ternyata isu itu hanyalah pengalihan isu dari masalah tambang pasir besi yang ada di Kulon progo, salah satu kabupaten yang ada di propinsi Yogyakarta. Berbicara ini bukanlah tanpa data, tapi dari hasil pertemuan antara PPMI dengan beberapa pemred yang ada di yogyakarta yang mengaku kalau mereka mendapat tekanan dari Sang pemangku adat di yogyakarta. Masih ada banyak isu lain yang menurut saya, teman-teman persma cukup paham dengan menganalisa berbagai pemberitaan lain yang adadi negara ini.
Dari sini muncul pertanyaan, siapakah yang menjadi korban dari semuanya ini? Masyarakat pengkonsumsi berita tersebutlah jawabannya. Lalu mau sampai kapan teman-teman persma membiarkannya? Apa solusinya?
Dari beberapa hasil diskusi yang dibuat oleh PPMI yogyakarta, kita menyepakati bahwa salah satu solusinya adalah membuat masyarakat sadar media. Masyarakat sadar media adalah masiarakat yang tidak hanya mengkonsumsi berita saja, tapi juga menganalisa pemberitaan itu.
PPMI Jember memulai itu dengan cara menumbuhkan budaya literasi di kotanya. Lalu bagaimana dengan kota lain? Apakah teman-teman persma bersama PPMI benar-benar sudah siap? Jawaban dari kedua petanyaan ini adalah niat. Basic dasar sudah kita punyai untuk samapai ke sana, tinggal apakah kita benar-benar mau membela masyarakat dengan apa yang kita punya.
        Lalu apa yang bisa kita buat dalam rangka melawan media nasional yang punya pembaca begitu banyak? Satu-satunya cara adalah dengan melembagakan isu masyarakat sadar media ini di PPMI. Masyarakat yang dimaksud di sini adalah masyarakat yang menjadi korban sistem isu nasional yang diusung oleh PPMI. Misalkan isu yang diangkat oleh PPMI itu adalah isu pertambangan, maka masyarakat yang kita maksud adalah mereka yang menjadi korban sistem. Cara membantu mereka adalah dengan menggunakan politik akar rumput. Suatu bentuk gerakan yang mana kita turun langsung ke masyarakat untuk memberi penyadaran tentang media dengan memberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat. Kesemuanya ini bisa dijalankan secara nasional adalah dengan mempertegas garis instruksi dari nasional ke kota. Tujuannya adalah adanya kerapian dalam hal penggarapan isu.
Demikian dua rekomendasi dari PPMI DK Yogyakarta yaitu PPMI Goes to Public dan garis tegas dari nasional ke kota. Dengan berbagai pembacaan baik itu kesiapan kota-kota yang tergabung dalam PPMI maupun dari segi taktis dalam pelaksanaannya.
Tanpa kami (Pengurus), kalian (PPMI) terasa hambar, tapi tanpa kalian, kamia tiada. Kami (pengurus) dan kamu (LPM) menjadi kita dalam PPMI




Wonorejo, Tulungagung, 23 Mei 2012






Daftar Nama Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Anggota PPMI DK Yogyakarta

No.
Nama LPM
Alamat
Contact/email LPM
01.
LPM Ekspresi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
Gedung Student Center (SC) lt.2 Universitas Negeri Yogyakarta 55281
lpm_ekspresi@yahoo.com, ekspresionline.com
02.
LPM Poros Univ. Ahmad Dahlan (UAD)
Gedung ITC Lt. 2 Jl. Kapas no. 9
poros_uad@yahoo.co.id
03.
LPM Pendapa Tamansiswa Univ. Sarjanawiyata Tamansiswa (UST)
Kompleks Perpustakaan FKIP UST Jl. Batikan No.2 Tempel, Wirogunan Yogyakarta
04.
LPM Natas Univ. Sanata Dharma (USD)
Jl. Mrican Tromol Pos no. 29 Student Center Kampus Realino

05.
LPM Solid FTSP UII
Basement FTSP UII, Jln, Kaliurang KM 14,5, Sleman, Yogyakarta

06.
LPM Ekonomika FE UII
Lt. II Kampus Antara Univ.Islam Indonesia Condong Catur. Telp.0274-881546 pswt.2101 Fax.0274-882589

07.
LPM Fenomena FT UNY
Gedung PKM FT UNY

08.
LPM Das Sien FH Univ. Atma Jaya (UAJY)
Fakultas Hukum ATMA JAYA, Jl. Moses Gtot Kaca, Mrican.

09.
LPM Kreativa FBS UNY
Gedung PKM FBS UNY

10.
LPM d’Journal AMIKOM
AMIKOM, ringroad utara Condong Catur.

11.
LPM Keadilan FH UII
Jl. Tamansiswa No.158 Yogyakarta 55151, Telp.0274-377043, 379178. e-
lpm_keadilan_fhuii@yahoo.com, http://lpmkeadilan.com, www.lpmkeadilan.blogspot.com
12.
LPM Himmah UII
Jl. Cik Di Tiro No.1 Yogyakarta 55223, Telp.0274-7817690,e-mail:himmah_media@mailcity.com

13.
LPM Profesi FTI UII
Jl. Kaliurang Km.14,4 PO BOX 75 Yoguakarta 55581 Telp.0274-895287

14.
LPM Nuansa Univ. Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)
Jl. Pierre Tendean No 56 Yogyakarta


Telp (0274) 37754
Faks (0274) 374393
15
LPM Kliring Univ. Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
UPN Fakultas Ekonomi Condong Catur.





16.

LPM Cakrawala Univ. Mercu Buana Yogyakarta (UMBY)

Jl. Wates Km.10 Yogyakarta 55753

17.
LPM Kognisia UII
Fakultas Psikologi UII, Jl. Kali Urang Km.14.

18.
LPM Pilar Demokrasi FAI UII
Kampus Terpadu UII, Jl. Kaliurang Km.14,5 Yogyakarta 55584 Telp.0274-898642 Fax.0274-898643
persma_pede@yahoo.com
19.
LPM Advokasia Fak. Syariah UIN Suka
Lt. II Ruang 2.44 Student Center UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Hp. 08179513016
mmadvokasia@yahoo.com
20.
LPM Teropong APMD
Komplek UKM Kampus STPMD "APMD" Jl. Timoho 317 Yogyakarta, Telp.0274-561971 Fax.0274-515989
21.
LPM Rhetor UIN Suka
Fakultas Dakwah UIN Suka, kompleks Student Center Yogyakarta.

22.
LPM Paradigma UIN Suka
Fakultas Tarbiah UIN suka Yogyakarta, komplek Student Center.

23.
LPM Balance AA YKPN
AA YKPN Babar Sari Yogyakarta.

24.
LPM Beta STTN Batan
Kampus STTN Babar Sari Yogyakarta.

25.
LPM Literasia
Fakultas Sos.Hum UIN Suka komplek Student Center Yogyakarta.

26
LPM Presisi
ISI Yogyakarta

27
LPM Humanius
FU UIN Suka
komplek Student Center Yogyakarta.


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: